Membran sel berfungsi membatasi sel dan 
lingkungan sekitar. Namun demikian, tidak berarti sel menjadi satu 
sistem tertutup yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Tidak 
ada organisme yang mampu hidup terpisah dari lingkungan sekitarnya. 
Begitu pula halnya dengan sel. Sel memperoleh bahan-bahan yang 
dibutuhkan untuk berbagai proses metabolismenya dari lingkungan di luar 
sel.
Beberapa mekanisme sel dalam memperoleh 
bahan-bahan yang dibutuhkan, antara lain difusi ,  osmosis ,  transpor 
aktif ,  endositosis, dan  eksositosis. http://syam-share.blogspot.com/
1. Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan suatu zat yang terjadi secara spontan ketika ada perbedaan tekanan difusi, dari tekanan yang tinggi ke arah tekanan yang lebih rendah. Tekanan difusi berkorelasi positif dengan konsentrasi zat tersebut. Artinya, semakin tinggi konsentrasinya, semakin tinggi pula tekanan difusi zat tersebut.
Difusi merupakan proses perpindahan suatu zat yang terjadi secara spontan ketika ada perbedaan tekanan difusi, dari tekanan yang tinggi ke arah tekanan yang lebih rendah. Tekanan difusi berkorelasi positif dengan konsentrasi zat tersebut. Artinya, semakin tinggi konsentrasinya, semakin tinggi pula tekanan difusi zat tersebut.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi 
kecepatan difusi, di antaranya suhu dan zat yang berdifusi. Dengan 
naiknya suhu, energi kinetik yang dimiliki molekul suatu zat menjadi 
lebih tinggi sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih cepat.
Zat yang memiliki berat molekul kecil 
akan lebih cepat berdifusi dibandingkan zat dengan berat molekul besar. 
Oleh karena itu, zat yang paling mudah berdifusi adalah gas. Cairan 
relatif lebih lambat berdifusi dibandingkan dengan gas.
Tidak seluruh molekul dapat berdifusi 
masuk ke dalam sel. Membran sel terdiri atas molekul-molekul fosfolipid 
dengan pori-pori ultramikroskopik yang dapat melewatkan molekul-molekul 
berukuran kecil dan ion. Molekul-molekul yang dapat melewati membran sel
 di antaranya adalah oksigen, karbon dioksida, air, dan beberapa mineral
 yang larut dalam air.
Molekul berukuran sedang, seperti molekul
 gula dan protein, tidak dapat berdifusi melewati membran sel. Membran 
sel juga mampu menyediakan kemudahan biokimiawi untuk memindahkan 
ion-ion mineral, gula, asam-asam amino, elektron, serta metabolit lain 
melewati membran. Substansi-substansi dalam larutan ini melewati membran
 dengan cara difusi dan transpor aktif serta proses osmosis tidak 
spesifik. Pertukaran oksigen dan CO2  pada proses respirasi hewan 
merupakan salah satu contoh difusi.
Pada prinsipnya, difusi membran sel 
bersifat pasif. Membran sel tidak mengeluarkan energi untuk memindahkan 
molekul ke luar maupun ke dalam sel.
Gambar: Sebuah osmometer. Osmometer 
sederhana dapat mengukur tekanan osmotik. Osmosis akan bergerak dari air
 murni ke larutan hingga tekanan osmotiknya seimbang.
2. Osmosis
Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut tekanan osmotik . Pada sel tanaman disebut tekanan turgor .
Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut tekanan osmotik . Pada sel tanaman disebut tekanan turgor .
Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik,  hipotonik, dan isotonik . Suatu larutan dikatakan hipertonik
 jika memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan 
larutan pembandingnya. Dalam hal ini, larutan pembanding akan bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil. Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan pembanding.
Pergerakan molekul air melalui membran 
semipermeabel selalu dari larutan hipotonis menuju ke larutan hipertonis
 sehingga perbandingan konsentrasi zat terlarut kedua larutan seimbang (isotonik).
 Misalnya, sebuah sel diletakkan di dalam air murni. Konsentrasi zat 
terlarut di dalam sel lebih besar (hipertonik) karena adanya garam 
mineral, asam-asam organik, dan berbagai zat lain yang dikandung sel. 
Dengan demikian, air akan terus mengalir ke dalam sel sehingga 
konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama. Namun, membran 
sel memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel 
tersebut tidak pecah. Pada sel darah merah, peristiwa ini disebut hemolisis.
Pada sel tumbuhan, peristiwa ini dapat 
teratasi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menahan sel 
mengembang lebih lanjut. Pada sel tumbuhan keadaan ini disebut  turgid.
 Keadaan sel turgid membuat tanaman kokoh dan tidak layu. Di alam, air 
jarang ditemukan dalam keadaan murni, air selalu mengandung garam-garam 
dan mineral-mineral tertentu. Dengan demikian, air aktif keluar atau 
masuk sel. Hal tersebut berkaitan dengan konsentrasi  zat terlarut pada 
sitoplasma. Pada saat air di dalam sitoplasma maksimum, sel akan 
mengurangi kandungan mineral garam dan zat-zat yang terdapat di dalam 
sitoplasma. Hal ini membuat konsentrasi zat terlarut di luar sel sama 
besar dibandingkan konsentrasi air di dalam sel.
Jika sel dimasukkan ke dalam larutan 
hipertonik, air akan terus-menerus keluar dari sel. Sel akan mengerut, 
mengalami dehidrasi, dan bahkan dapat
mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan demikian, pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam sitoplasma untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan osmotiknya ini disebut osmoregulasi (Campbell, et al , 2006 : 83).
mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan demikian, pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam sitoplasma untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan osmotiknya ini disebut osmoregulasi (Campbell, et al , 2006 : 83).
Demikian seterusnya, sel selalu aktif dan
 hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kondisi setimbang antara 
sel dan lingkungannya. Proses metabolisme membutuhkan air dan mineral 
atau garam dan berbagai zat yang terkandung dalam sitoplasma. Akibatnya,
 tekanan osmotik dan konsentrasi molekul-molekul lain berubah sehingga 
terjadi aliran difusi dan osmosis yang terus-menerus dari sel ke luar 
atau dari luar ke dalam sel.
3. Transpor Aktif
Perbedaan utama antara transpor aktif, 
osmosis, dan difusi adalah energi yang dikeluarkan sel. Pada osmosis dan
 difusi, sel tidak mengeluarkan energi apapun untuk memindahkan zat 
melewati membran sel karena zat berpindah sesuai dengan gradien 
konsentrasi. Dengan kata lain, difusi dan osmosis terjadi secara 
spontan.
Transpor aktif merupakan mekanisme 
pemindahan molekul atau zat tertentu melalui membran sel, berlawanan 
arah dengan gradien konsentrasi. Oleh karena itu, harus ada energi 
tambahan dari sel yang digunakan untuk membantu perpindahan tersebut.
Energi tambahan yang digunakan dalam 
proses transpor aktif berasal dari ATP yang dihasilkan oleh mitokondria 
melalui proses respirasi. Selain itu, pada membran sel terdapat lapisan 
protein. Salah satu jenis protein yang terdapat di membran sel tersebut 
adalah protein transpor. Protein transpor mengenali zat tertentu yang 
masuk atau keluar sel.
Zat yang dipindahkan dengan cara transpor
 aktif pada umumnya adalah zat yang memiliki ukuran molekul cukup besar 
sehingga tidak mampu melewati membran sel. Sel mengimbangi tekanan 
osmosis lingkungannya dengan cara menyerap atau mengeluarkan 
molekul-molekul tertentu. Dengan  demikian, terjadi aliran air masuk 
atau keluar sel. Kemampuan mengimbangi tekanan osmosis dengan transpor 
aktif menjadi sangat penting untuk bertahan hidup.
Pompa natrium kalium merupakan contoh 
transpor aktif yang banyak ditemukan pada membran sel. Perpindahan 
molekul ini menggunakan energi ATP untuk mengeluarkan natrium (Na+) 
keluar sel dan bersama dengan itu memasukkan kalium (K+) ke dalam sel. 
Perhatikan gambar berikut.
Ion Na+ dan K+ dengan transpor aktif 
dapat melewati membran sel.  (1) Ion Na+ terikat pada suatu tempat di 
protein membran. (2) Ion Na+ tersusun dengan formasi tertentu untuk 
dilepaskan ke luar sel. (3) Ion K+ dari luar diikat.(4) Hal ini m 
erangsang memb ran sel untuk kembali ke bentuk semula. (5) Ion K+ 
dilepaskan protein membran dan masuk ke dalam sel.
4. Endositosis
Endositosis merupakan mekanisme 
pemindahan benda dari luar ke dalam sel. Istilah endositosis berasal 
dari bahasa Yunani,  endo  artinya ke dalam dan cytos artinya sel. 
Membran sel membentuk pelipatan ke dalam (invaginasi) dan “memakan” 
benda yang akan dipindahkan ke dalam sel.
Di dalam sel, benda tersebut dilapisi 
oleh sebagian membran sel yang terlepas membentuk selubung. Proses makan
 pada Amoeba adalah contoh mudah untuk menggambarkan proses endositosis.
 Endositosis membran sel pada Amoeba , akan membentuk vakuola.
Terdapat tiga bentuk endositosis, yaitu  fagositosis,  pinositosis, dan endositosis dengan bantuan reseptor.
 Proses makan pada Amoeba merupakan contoh fagositosis. Pada proses 
fagositosis, benda yang dimasukkan ke dalam sel berupa zat atau molekul 
padat. Adapun pada pinositosis berupa zat cair.
Berbeda dengan fagositosis dan 
pinositosis, pada endositosis dengan bantuan reseptor hanya menerima 
molekul yang sangat spesifik. Di dalam lekukan membran plasma terdapat 
reseptor protein yang akan berikatan dengan protein molekul yang akan 
diterima sel.
5. Eksositosis
Proses Amoeba mengeluarkan sisa-sisa 
makanan melalui vakuolanya adalah satu contoh eksositosis. Istilah 
eksositosis berasal dari bahasa Yunani, exo  artinya keluar dan  cytos
 artinya sel. Vakuola atau selubung membran melingkupi sisa zat makanan 
yang sudah dicerna. Kemudian, bergabung kembali denganmembran sel dan 
sisa zat makanan untuk di buang keluar sel.
Jadi, eksositosis adalah proses 
mengeluarkan benda dari dalam sel ke luar sel. Membran yang menyelubungi
 sel tersebut akan bersatu atau berfusi dengan membran sel. Cara ini 
adalah salah satu mekanisme yang digunakan sel-sel kelenjar untuk 
menyekresikan hasil metabolisme. Misalnya, sel-sel kelenjar di pankreas 
yang mengeluarkan enzim ke saluran pankreas yang bermuara di usus halus.
 Sel-sel tersebut mengeluarkan enzim dari dalam sel menggunakan 
mekanisme eksositosis.
Proses pengeluaran sekret dapat dilakukan dengan cara eksositosis.
Pada umumnya, eksosistosis dan 
endositosis digunakan untuk memindahkan benda-benda yang berukuran 
besar. Kedua proses tersebut, saling menyeimbangkan luas permukaan 
plasma membran sehingga volume sel tidak harus menjadi lebih kecil dari 
semula.
0 comments:
Post a Comment