Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau 
yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis 
dengan bantuan air, karbondioksida,  klorofil dan cahaya matahari. 
Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan
 dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui 
pola-pola interaksi tertentu seperti yang telah dijelaskan pada materi 
sebelumnya. Untuk mengingat kembali pola interaksi dalam ekosistem bisa 
dilihat di sini.  Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran mahluk hidup lain.  Salah
 satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan 
dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu 
rantai makanan. Nah, kali ini kita akan belajar mengenai rantai makanan,
 jaring-jaring makanan.
Rantai makanan 
adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan 
tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai 
produsen,  konsumen, dan dekomposer.  Berikut adalah contoh sebuah 
rantai makanan.

Pada rantai makanan 
tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu 
rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan 
jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai 
dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk 
tumbuh dan berkembang.
 Tiap tingkat dari 
rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada 
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat 
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata
 lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik 
kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya 
diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik 
ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan 
pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki 
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
b. Jaring-jaring Makanan
- Rumput bertindak sebagai produsen.
 - Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
 - Katak sebagai konsumen II (Carnivora)
 - Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)
 - Jamur sebagai dekomposer.
 
Rantai makanan 
merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.  
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai 
makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi 
satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu 
memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem 
terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu 
jaring-jaring makanan.
Jadi apakah 
jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan 
rantai makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring 
makanan berikut!

Dapatkah kalian  
menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan 
tersebut? Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan 
berapa jumlah rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan, kalian 
harus menuliskan urutannya satu per satu dengan teliti.
Seumpama katak pada 
contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi? 
Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena 
tidak ada pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena 
tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan 
banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan 
makan belalang yang jumlahnya bertambah banyak.
Dari ilustrasi di 
atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya apabila 
jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen
 I harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila 
kondisi tersebut digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida makanan.
 Berikut adalah contoh piramida makanan dari jaring-jaring kehidupan di 
atas.

Kita sebagai mahluk hidup senantiasa 
bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti kalian ketahui di atas, bahwa
 keseimbangan ekosistem sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk 
hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan tidak melakukan 
perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan hidup kita.
 Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan 
menjaga kelestarian alam di sekitar kita.
0 comments:
Post a Comment